Risau
Menghadapi Kemiskinan
Amerika Serikat sebagai negara
maju pernah menghadapi masalah kemiskinan, terutama pada masa resesi
ekonomi tahun 1930-an. Bahkan, tahun 1960-an Amerika Serikat tercatat
sebagai negara adi daya dan terkaya di dunia. Sebagian besar penduduknya
hidup dalam kecukupan, Amerika Serikat juga telah banyak memberi bantuan
kepada negara-negara lain. Namun, di balik keadaan itu tercatat sebanyak 32
juta orang atau 1/6 dari jumlah penduduknya tergolong miskin.
Bank Dunia (World Bank)
mengidentifikasikan penyebab kemiskinan dari perspektif akses dariindividu
terhadap sejumlah aset yang penting dalam menunjang kehidupan, yakni aset
dasar kehidupan (misalnya kesehatan dan ketrampilan/pengetahuan),
aset alam (misalnya tanah pertanian atau lahan olahan), aset fisik
(misalnya modal, sarana produksi dan infrastruktur), aset keuangan
(misalnya kredit bank dan pinjaman lainnya) dan aset sosial (misalnya
jaminan sosial dan hak-hak politik). Ketiadaan akses dari satu atau lebih
dari aset-aset diatas adalah penyebab seseorang jatuh terjerembab kedalam
kemiskinan dan menyebabkan suatu kegelisahan.
Dari perspektif lapangan
kerja, gambaran umum solusi untuk mengatasi kegelisahan dalam menghadapi
kemiskinan dengan membuka akses bagi individu pada seluruh sumber daya.
Misalnya, dengan memberikan akses bagi individu miskin pada
ketersediaan lahan olahan ditambah dengan skema pinjaman yang menarik dan
ketersediaan infrastruktur yang diperlukan, akan memungkinkan individu
miskin tersebut untuk meningkatkan produktifitasnya sehingga dalam waktu
tertentu dapat diharapkan individu miskin tersebut akan sanggup memenuhi
kebutuhannya yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidupanya.
Namun selain membuka akses
yang ada diatas, masih diperlukan satu langkah penting lainnya untuk
menghadapi kegelisahan kemiskinan, dengan memberikan jaminan sosial kepada
individu tertentu yang berhadapan dengan segenap keterbatasan misalnya
orang-orang cacat dan lanjut usia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar