KISAH PEDOMAN HIDUP BJ.HABIBIE
Mengutip kisah dari sang Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie. kista bisa mengambil dari sisi pandangan hidup yang ia paparkan dalam kehidupannya. Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, lahir di
Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936; umur 78 tahun adalah Presiden
Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri
dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999
oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai
wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan
Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Saat
ini namanya diabadikan sebagai nama salah satu universitas di Gorontalo,
menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo.
Pandangan hidup seorang BJ Habibie yakni perilaku budaya,
agama, serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Semuanya harus terbentuk
dalam sinergi positif, karena tiga hal ini lah yang akan menentukan semuanya.
Perilaku
budaya harus dimiliki pengusaha karena mencerminkan sebagai seorang bangsa
Indonesia. Apa pun prestasi yang diraih, bahkan sampai ke luar negeri, seorang
pengusaha akan membawa rasa nasionalismenya yang tinggi, sehingga rasa cinta
terhadap budaya tidak pernah dilupakannya.
Perilaku
agama juga merupakan hal yang penting karena sesuatu yang akan membimbing untuk
melangkah ke arah yang tetap positif. "Semua agama mengajarkan hal yang
baik, seorang pengusaha sukses harus memiliki fondasi yang kuat, yaitu
agama," ucap dia.
Dengan
mengembangkan iptek, sesuatu hal/produk yang biasa akan menjadi sesuatu yang
luar biasa. Iptek yang bermanfaat secara tidak langsung akan mengangkat derajat
bangsa serta berguna bagi masyarakat banyak.
Selain itu BJ Habibie mempunyai prinsip hidup "Mulailah
dari yang terakhir", yang bermakna ciptakanlah sesuatu dan tentukan hasil
akhirnya terlebih dahulu, maka dengan sendirinya Kita akan mempersiapkan
hal-hal detail yang mendukung pencapaian itu.Sebagai contoh BJ Habibie memiliki
harapan membuat pesawat terbang. Beliau tidak memulai dari pembuatan
komponen-komponen pendukung pesawat melainkan langsung memprakarsai pembuatana
pesawat besar. Maka dengan sendirinya berbagai komponen yang dibutuhkan
diproduksi pula, jika belum terdapat sumber daya manusia yang mampu
menciptakan, maka diupayakan sehingga mampu.
Pandangan hidup seorang BJ Habibie benar adanya karena dalam
era globalisasi sekarang ini, kita harus dapat menguasai bahkan mengembangkan
iptek agar tidak dibodohi atau dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab dan berperilaku pun harus berdasarkan dengan norma atau budaya
yang mencerminkan pribadinya dan berasal dari mana kita seperti budaya bangsa
Indonesia yang ramah. Serta dalam menjalankan hidup ingatlah selalu kepada
Tuhan YME karena seberapa besar kita berusaha jika tanpa berdoa kepada Tuhan
maka pencapaian apapun yang kita inginkan tidak dapat terjadi atau terlaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar