Kamis, 09 Juni 2016

KISAH PEDOMAN HIDUP BJ.HABIBIE


Mengutip kisah dari sang Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie. kista bisa mengambil dari sisi pandangan hidup yang ia paparkan dalam kehidupannya. Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936; umur 78 tahun adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Saat ini namanya diabadikan sebagai nama salah satu universitas di Gorontalo, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo.

Pandangan hidup seorang BJ Habibie yakni perilaku budaya, agama, serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Semuanya harus terbentuk dalam sinergi positif, karena tiga hal ini lah yang akan menentukan semuanya.
    Perilaku budaya harus dimiliki pengusaha karena mencerminkan sebagai seorang bangsa Indonesia. Apa pun prestasi yang diraih, bahkan sampai ke luar negeri, seorang pengusaha akan membawa rasa nasionalismenya yang tinggi, sehingga rasa cinta terhadap budaya tidak pernah dilupakannya.
       Perilaku agama juga merupakan hal yang penting karena sesuatu yang akan membimbing untuk melangkah ke arah yang tetap positif. "Semua agama mengajarkan hal yang baik, seorang pengusaha sukses harus memiliki fondasi yang kuat, yaitu agama," ucap dia.
     Dengan mengembangkan iptek, sesuatu hal/produk yang biasa akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Iptek yang bermanfaat secara tidak langsung akan mengangkat derajat bangsa serta berguna bagi masyarakat banyak.


Selain itu BJ Habibie mempunyai prinsip hidup "Mulailah dari yang terakhir", yang bermakna ciptakanlah sesuatu dan tentukan hasil akhirnya terlebih dahulu, maka dengan sendirinya Kita akan mempersiapkan hal-hal detail yang mendukung pencapaian itu.Sebagai contoh BJ Habibie memiliki harapan membuat pesawat terbang. Beliau tidak memulai dari pembuatan komponen-komponen pendukung pesawat melainkan langsung memprakarsai pembuatana pesawat besar. Maka dengan sendirinya berbagai komponen yang dibutuhkan diproduksi pula, jika belum terdapat sumber daya manusia yang mampu menciptakan, maka diupayakan sehingga mampu.

Pandangan hidup seorang BJ Habibie benar adanya karena dalam era globalisasi sekarang ini, kita harus dapat menguasai bahkan mengembangkan iptek agar tidak dibodohi atau dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dan berperilaku pun harus berdasarkan dengan norma atau budaya yang mencerminkan pribadinya dan berasal dari mana kita seperti budaya bangsa Indonesia yang ramah. Serta dalam menjalankan hidup ingatlah selalu kepada Tuhan YME karena seberapa besar kita berusaha jika tanpa berdoa kepada Tuhan maka pencapaian apapun yang kita inginkan tidak dapat terjadi atau terlaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar