SISTEM TERDISTRIBUSI
Sistem Terdistribusi adalah sejumlah elemen proses
yang terkoneksi melalui jaringan computer dan saling bekerjasama dalam
melakukan suatu tugas.
SISTEM BASIS DATA TERDISTRIBUSI
Sistem Basis Data Terdistribusi
adalah kumpulan data logic yang saling berhubungan, secara fisik terdistribusi
dalam jaringan komputer, yang tidak tergantung dari program aplikasi sekarang
maupun pada masa yang akan datang.
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA TERDISTRIBUSI
DBMS terdistribusi adalah sistem
software yang memungkinkan ditatanya suatu basis data terdistribusi dan membuat
distribusi tersebut transparan bagi setiap pemakai (user).sistem basis data
tunggal yang terbagi ke dalam beberapa penggalan, masing-masing penggalan
tersebut akan diletakkan pada suatu atau beberapa komputer di bawah
pengontrolan terpisah oleh DBMS. Komputer-komputer tersebut terkoneksi dalam
suatu jaringan komunikasi.
User mengakses
basis data terdistribusi tersebut melalui sebuah aplikasi yang berbasis
database. Aplikasi-aplikasi tersebut tidak diperoleh atau diakses oleh user
secara lokal (dari work-station tempat mereka bekerja), namun diakses secara
global dari suatu server yang terpusat. Kita mengasumsikan bahwa DBMS
terdistribisi memiliki paling tidak satu aplikasi yang global. Oleh karena itu,
DBMS terdistribusi akan memiliki beberapa karakteristik berupa antara lain :
1. Kumpulan data-data logic (yang dapat digunakan
secara bersama) terdistribusi pada beberapa unit komputer yang berbeda.
2. Komputer tersebut terkoneksi ke dalam suatu jaringan
komunikasi.
3. Data pada masing-masing unit komputer (work-station)
terkontrol oleh suatu DBMS.
4. DBMS pada masing-masing bagian dapat menangani
aplikasi-aplikasi local, secara otomatis.
5. Masing-masing DBMS berpartisipasi paling tidak pada
satu apliakasi global.
KEUNTUNGAN SISTEM BASIS DATA TERDISTRIBUSI
·
Manajemen data
terdistribusi dengan tingkat transparansi yang berbeda
·
Keandalan dan
ketersediaan
·
Peningkatanperforma
·
Ekspansi yang
lebihmudah
FUNGSI TAMBAHAN BASIS DATA TERDISTRIBUSI
·
Keeping track of
data
·
Proses query
yang terdistribusi
·
Manajementransaksi
yang terdistribusi
·
Manajemenreplikasi
data
·
Pemulihan basis
data terdistribusi
·
Keamanan
·
Manajemendirektori
(katalog) terdistribusi
SISTEM TERDISTRIBUSI PADA BIDANG KESEHATAN
Menurut catatan Van de Velde dan Degoulet (2003),
sistem informasi rumah sakit di negara-negara maju, terutama Amerika,
dikembangkan sejak tahun 1960an. Pada tahap awal kemunculannya, Sistem
Informasi Rumah Sakit telah menggabungkan fungsi administratif dan medis. Meski
demikian, tidak jarang fokus awal pengembangan sistem informasi, baik yang
diaplikasikan di bidang kesehatan maupun bidang lain, dimulai pada urusan
keuangan. Dalam konteks ini, Sistem Informasi Rumah Sakit biasanya dimulai
dengan sistem informasi untuk mendukung administrasi keuangan rumah sakit untuk
menentukan dan merekapitulasi besar tagihan yang ditanggung oleh pasien. Pada
tahap awal ini, Sistem Informasi Rumah Sakit cenderung bersifat otomatisasi
proses, yang sebelumnya mengandalkan manusia yang potensi kesalahannya besar,
digantikan dengan sistem informasi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan
menghemat waktu dalam pelayanan.
Berikut akan
disajikan gambar tipikal alur layanan media di rumah sakit.
Di Amerika, pada
tahun 1980an, Sistem Informasi Rumah Sakit berkembang pada tahap yang lebih
lanjut dengan fokus pada produktivitasnya. Sistem informasi pendukung keuangan
yang sebelumnya didasarkan pada fee-per-service digantikan dengan biaya-biaya
penggunaan sumber daya, seperti obat-obatan. Pada sisi medis, sistem informasi
yang sebelumnya cenderung mengotomatisasi proses yang sudah ada, menjadi sistem
informasi yang mendukung dokter, perawat, dan lembaga penyedia jasa kesehatan
lainnya dalam memberikan layanan kepada pasien. Tujuan Sistem Informasi Rumah
Sakit yang dikembangkan adalah untuk meningkatkan layanan kepada pasien dan
kualitas pengambilan keputusan.
IMPLEMENTASI
SISTEM TERDISTRIBUSI PADA BIDANG KESEHATAN
Teknologi Hadoop untuk Pemantauan Kondisi
Vital Pasien. Beberapa rumah sakit di seluruh dunia telah
menggunakan Hadoop untuk membantu stafnya bekerja secara efisien
dengan Big Data. Tanpa Hadoop, sebagian besar sistem layanan kesehatan
hampir tidak mungkin menganalisis data yang tidak terstruktur.
Children's Healthcare of Atlanta merawat lebih dari
6.200 anak di unit ICU mereka. Rata-rata durasi tinggal di ICU Pediatrik
bervariasi dari satu bulan sampai satu tahun. Children's Healthcare of Atlanta
menggunakan sensor di samping tempat tidur yang membantu mereka terus melacak
kondisi vital pasien seperti tekanan darah, detak jantung dan pernafasan.
Sensor ini menghasilkan data yang sangat besar, dan sistem yang lama tidak
mampu untuk menyimpan data tersebut lebih dari 3 hari karena terkendala biaya storage.
Padahal rumah sakit ini perlu menyimpan tanda-tanda vital tersebut untuk
dianalisa. Jika ada perubahan pola, maka perlu ada alert untuk tim dokter dan
asisten lain.
Sistem tersebut berhasil diimplementasikan dengan
menggunakan komponen ekosistem Hadoop : Hive, Flume, Sqoop, Spark,
dan Impala.
Setelah keberhasilan project tersebut, project
berbasis Hadoop selanjutnya yang mereka lakukan adalah riset mengenai
asma dengan menggunakan data kualitas udara selama 20 tahun dari EPA
(Environment Protection Agency). Tujuannya: mengurangi kunjungan IGD dan rawat
inap untuk kejadian terkait asma pada anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
https://hafiladsum13.wordpress.com/
https://idbigdata.com/official/5-contoh-penerapan-big-data-dalam-bidang-kesehatan/
https://dzone.com/articles/5-examples-of-big-data-in-healthcare
https://www.dezyre.com/article/5-healthcare-applications-of-hadoop-and-big-data/85
https://www.healthdatamanagement.com/news/arizona-state-using-big-data-in-hunt-for-cancer-cure
https://www.dezyre.com/article/5-healthcare-applications-of-hadoop-and-big-data/85
https://www.healthdatamanagement.com/news/arizona-state-using-big-data-in-hunt-for-cancer-cure