Selasa, 10 Mei 2016

 Anak Jalanan yang Penuh Harapan




Apa yang anda pikirkan tentang kedua gambar di atas?
Ada rasa sedih kah anda melihat anak jalanan yang mencari sejumlah uang untuk sesuap nasi?
Apa anda mempunyai rasa manusiawi untuk membantu mereka?

Disisi inilah setiap Manusia di uji perikemanusiaanya dan pandangan hidupnya tentang rakyat kecil. dengan adanya mereka, tanpa disadari kita telah diuji oleh yang yang Maha Esa,  dan disinilah pentingnya perikemanusiaan di adakan dan dicantumkan di rumusan pancasila yang telah kita pelajari dalam pendidikan kewarga negaraan, pasti kalian mengetahuinya bukan.

Bagi mereka hidup itu seperti dilematika, hidup yang penuh parodi, padat tragedi namun mengandung komedi. seperti yang kita tahu. hidup adalah petualangan yang luar biasa, sebuah perjalanan dalam mencari, menemukan dan mendapatkan uang dan impian. sebuah perjalanan panjang untuk menjadi diri sendiri, tapi terkadang tiada tawa, hanya derita yang didapati.

Yaa.. hidup itu memang beresiko yang penuh tanggung jawab, berupaya menghadapi tantangan, menghilangkan ragu dan ketakutan. berjuang mendapatkan keseimbangan dan keadilan, dan hanya kegelisahan dan ragu yang dirasakan, namun tak semudah yang selalu dikatakan.

Sampai disini, hidup mungkin terasa bagai siksaan, menyakitkan, penuh tangis dan kegalauan, namun sadarilah, yakinilah bahwa akan selalu ada yang bisa dinikmati dan disyukuri. hidup juga kadang penuh kekecewaan, rasa kesal, benci, iri namun percayalah selalu ada CINTA dan kenangan indah terselip disana.

Seperti yang kita tahu, atau seperti yang mereka rasakan. Mereka disisi ini hanya membutuhkan kemanusiaan kita, sebagimana kita yang lebih. Dan mereka hanya membutuhkan kepeduliannya, keberadaannya, dan kasih sayang kita terhadapnya.

Sesungguhnya sesuai perjalan hidup, anak seumur mereka seharusnya lagi masa pembelajaran untuk mengatauhi ilmu dan beberapa hal. seharusnya mereka sedang duduk di bangku sekolah. tapi disini ,nasib yang menentukan mereka. mereka hanya bisa menerima dan pasrah dengan nasib mereka. apalagi tanpa dukungan dan kasih sayang dari orang tuanya. yang mereka pikirkan hanyalah untuk hidup dia dari hari ke hari untuk menanggung semua beban dan tanggung jawab dalam hidupnya.

saya mengambil sebagian kutipan dari  W.J.S Poerwadaminta  dari arti Pengertian Kasih Sayang. yaitu, Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga. 

Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai
Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.

Jean Henry Dunant ( 1882-1910) Cara mewujudkan cinta sesama manusia / persaudaraan Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya saling tolong menolong, kerja bakti, saling tepo seliro. 
 

Harus kita sadari atau para oknum tertentu bahwa sadarilah keberadaan mereka. ubahlah pandangan hidup kita dengan mereka rakyat kecil.
Kita hanya sebagai manusia yang mampu setidaknya untuk membantu mereka, dengan sedekah sedikit dari sisihan uang kita itu sudah membuat mereka merasa kenyang untuk sehari. ataupun bagi kalian para oknum berilah pertolongan dan sumbangan yang layak bagi mereka.

mereka hanya manusia yang butuh cinta dan kasih sayang terhadapnya. Kepeduliaan kita terhadap mereka sangatlah menguntungkan buat mereka. 

Mengingat meningkatnya jumlah anak jalanan dari tahun ke tahun tentulah menuntut kita sebagai manusia ber-ideologi Pancasila untuk menemukan solusinya. Tentu saja solusi yang dimaksud adalah suatu solusi yang manusiawi dan baik bagi mereka bukan saja semata-mata baik bagi kita atau pemerintah!.

Namun, masalah anak jalanan ini tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah dalam memberantasnya. Sebagai bagian dari realitas sosial, dukungan masyarakat juga sangat dibutuhkan disini. Peranan pranata sosial seperti keluarga, organisasi pemuda dan masyarakat yang bergerak di bidang sosial, sangat dibutuhkan disini. Dengan bersinerginya berbagai komponen ini, maka komunitas mereka bisa diminimalisir sehingga mereka tidak perlu lagi berpikiran untuk melakukan kegiatan ekonomi dijalanan lagi. Anak-anak ini bisa mengenyam pendidikan, memperoleh pengetahuan tentang etika dan moral yang nantinya akan melahirkan generasi yang berkualitas dan beradab.

Mahasiswa sebagai generasi muda terdidik dapat menjadi salah satu komponen yang dapat mengupayakan penghapusan fenomena anak jalanan ini. Dengan kemampuan intelektual yang telah terasah, mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya untuk memberikan pelatihan dan pendidikan kepada anak jalanan ini. Tidak ada alasan bagi mahasiswa untuk mengabaikan tugas ini, karena mahasiswa juga memiliki tanggungjawab sosial bagi masyarakatnya sebagaimana yang tercantum dalam salah satu point dalam Tri Dharma dari perguruan tinggi, yaitu bakti kepada masyarakat.

Menghapus stigmatisasi anak jalanan sebagai ‘orang buangan’ menjadi sangat penting. Patut disadari bahwa anak-anak jalanan adalah korban baik sebagai korban di dalam keluarga, komunitas jalanan, dan korban pembangunan. Untuk itu kampanye perlindungan terhadap anak jalanan perlu dilakukan secara terus menerus setidaknya untuk mendorong pihak-pihak di luar anak jalanan agar menghentikan aksi-aksi kekerasan dan memberi ruang pendidikan agar pepatah gantungkanlah cita-citamu setinggi langit" dapat berlaku juga bagi mereka, sehingga mereka mempunyai harapan dan keadilan yang sama rata dengan kita.